Thursday, January 12, 2012

Patisserie Coin de Rue (FILM)


Ini adalah film Jepang tentang perjuangan sebuah toko kue bernama "Coin de Rue" yang hanya menyajikan makanan penutup atau dessert. Toko ini kepunyaan seorang yang ahli sangat di bidang pastry atau sweets. Nah, nama profesi ini adalah pâtissier, untuk pria, atau pâtissière, untuk wanita.



Gue sangat suka dengan film2 yang berbau entrepreneur wabil-khusus yang nyangkut-nyangkut kafe atau restoran. Sejauh ini film atau tv show yang udah gue liat, yang the best dan sangat informatif menurut gue. (sambil kasi tau ya kalau ada yang lain yang se-tema tapi belum gue tonton...)
1. Deloghi: The great italian kafe (reality show, udah lengkap 7 episode-nya)
2. Good Eats with Alton Brown (reality show juga, liat di youtube)
3. No Reservation
4. Rinco's Restaurant (Jepang)
5. Cafe (2011)
6. Mildred (cari yg udah lolos KPI ya...?)
7. Ratatouille (animation)
8. Cheeni Khum (film India, bagian awal2 sampe tengah aja yg tentang restonya.. :D)
9. Big Night (1996)
10. Chocolat (2000)
11. Love Kitchen (2011)
12. Dinner Rush (2000)
13. King of Pastry (Documentary - 2009)
14. Kamome Diner (Jepang)
15. dll, gue lupa. (kapan2 di update)


Hmm... kembali ke Patisserie Coin de rue, errrr...Selengkapnya tentang sinopsis cerita ini baca di sini aja ya... Yang pengen banged gue ceritakan tentang film ini ada beberapa, diantaranya adalah:

1. Konsep toko yang bagi gue lebih mirip kafe.
Di situ diperlihatkan bahwa kebanyakan customer memilih untuk take away atas panganan yang dijual, namun toko tetap menyediakan beberapa meja-kursi untuk tamu yang mau dine-in. Yang gue tahu juga, memang toko pastry atau bahkan yang khusus dessert emang kebanyakan tidak menyediakan banyak kursi. Lihat saja "Cheese Cake" atau Holland bakery, dan bakery2 atau tempat pastry lainnya (so far yang gue tahu cuman itu... ;p) dia tidak banyak menyediakan banyak tempat duduk, karena mungkin konsep toko mereka itu bukan tempat kongkow atau nongrong. :D

2.  Free Coffee
Yang menarik lagi, kalau di "Cheese cake" beli kopinya masih bayar (ya eyalah...), kalau di film ini, kopi adalah komplementari alias free. Jadi memang mereka hanya menjual dessert saja... :D
Gue baru tahu tentang konsep ini. Dan sebenarnya kalau di luar negeri, kopi item itu bisa dibilang derajadnya kayak teh tawar di warung2 sekitar kita. Artinya boleh nambah berapapun dan gretongan... Ya mungkin untuk kopi-kopi yang eksklusif yang perlu diracik-racik semisal cappucino, macciato, latte, caffe freddo, affogato, dll... boleh lah kite bayar sesuai kualitas kopi yang disajikan. :D

Self service coffee corner, and it's free...


Di italia, seperti yang gue sering research di youtube, malah kebanyakan kafe itu tidak berkursi sama sekali. Jadi hanya menyediakan bar setengah melingkar dan orang hilir mudik meneggak cangkir2 kopi sambil berdiri. Karena ya itu, bagi kebanyakan masyarakat di sana minum kopi adalah habit, rutinitas, sakral tapi tidak pernah berlama-lama karena mereka harus buru-buru kerja.


3. It's a pro
Maksud gue bahwa profesi disini adalah profesi yang cukup sophisticated. Tidak sembarangan. Dan gue yang sangat amatiran dalah hal beginian merasa sangat terbakar untuk bisa (yeah, at least-nya) seperti itu. There's just so many thing i need to learn...

And here it is some of the pictures clips of the movie... kue-kue yang bikin ngilerrrrr...








Gue sangat mendambakan sebuah COFFEE-HOUSE milik gue dan hal beginian sangat menginspirasi banged...
That's all... good night... :D